Sanggar Bougenville Wakili Kalbar di Pesta Kesenian Bali 2015
MEMBELUDAK itulah kata
pertama yang diucapkan pimpinan Sanggar Bougenville, Yuza Yanis Chaniago saat
dihubungi Pontianak Postvia telepon, Senin (15/6) malam. Dalam konteks
bahwa penonton yang hadir sangat ramai ketika Sanggar Baugenvile menyuguhkan
kesenian di PKB ke-37 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya (Art
Center), Denpasar, Bali. Festival kesenian yang diadakan
pemerintah provinsi Bali secara rutin tiap tahun ini memberi ruang kepada
seluruh seniman di seluruh Indonesia, untuk menampilkan kesenian khas daerah
masing-masing. Dia mengatakan potensi Kalbar sangat besar khususnya seni tari.
“Saat penampilan bougenville mendapat sambutan hangat bahkan standing
applause dari para penonton,” ujarnya.
Dia menceritakan dalam even
tersebut masing-masing daerah berkesempatan memperkenalkan budaya dan
keseniannnya. Khususnya seni tari dan musik, setiap perwakilan daerah membawa
satu paket kesenian dalam durasi satu jam. Dalam waktu tersebut Bougenville
menampilkan tari dan lagu etnis melayu dan dayak. “Tariannya seperti tari Serai
Serumpun, Tempurung, Begaso, Enggang, dan puncaknya tari Belidak,” jelas Yuza.
PKB berhasil menampilkan khazanah
seni Indonesia yang begitu kaya. “Dengan begitu wisatawan asing akan melihat
eksistensi Indonesia dalam mempertahankan tradisi seni dan budayanya,”
ungkapnya.
Mewakili sanggar yang dipimpinnya
serta masyarakat Kalbar, Yuza bersyukur mendapat kesempatan langka ini. Hal
tersebut menurutnya bukan sesuatu yang mudah, untuk mencapainya sebelumnya
Bougenville konsisten dan eksis menjaga seni budaya daerah. “Bukan karena
kebetulan tetapi, kami ditunjuk langsung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kalbar karena berhasil menjuarai festival tari daerah beberapa waktu lalu,”
katanya.
Di sana Yuza merasa bisa lebih
memperluas promosi daerah dan wawasan berkesenian. Bahwa tidak hanya Bali saja
yang memiliki seni dan budaya yang layak dijual dalam produk pariwisata, tetapi
juga Pontianak dan Kalbar. “Daerah ini juga memiliki budaya dan kesenian yang
bernilai tinggi, dalam kesempatan inilah kami berusaha mempromosikannya.
Intinya kami sangat diterima di hati para wisatawan, terbukti dengan penonton
yang membeludak memenuhi tempat yang luas,” tambahnya.
Selain sebagai ajang silaturahmi
antarsesama seniman se-nusantara, di sana mereka juga mendapat kesempatan studi
banding tentang pariwisata yang ada. Dengan harapan Kalbar bisa mencontoh
pengelolaan seni pertunjukkan dan budaya untuk meningkatkan pariwisata. “Memang
melihat potensi yang ada, dari kondisi alam, kesenian dan budayanya tidak kalah
kayanya, hanya pengolahan dan pengelolaan saja yang masih kurang,” imbuhnya.
Selain itu yang tidak kalah
penting lanjut dia, harus juga ditunjang oleh struktur sosial. Bagaimana Kalbar
harus siap membuka gerbang untuk wisatawan asing dengan berbagai fasilitas yang
bisa diandalkan. “Itu tentu tugas semua orang. Karena itu harus banyak belajar
agar bisa serius mempertahankan dan mengangkat tradisi seni budaya, seperti yang
dilakukan masyarakat bersama pemerintah di Bali,” pungkasnya. By IDIL AQSA
AKBARY, Pontianak
No comments: